Author: Dulur Baraya
•8/31/2009 05:49:00 PM

Secara resmi, Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung ( Persib ) berdiri pada tanggal 14 Maret 1933. Yang menjadi embrio Persib adalah sebuah klub yang dijadikan alat perjuangan kaum nasionalis bernama Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond ( BIVB ). Klub yang didirikan sekitar tahun 1923 ini, menjadi salah satu klub yang turut mendirikan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia alias PSSI ( yang kini pabaliut organisasinya terutama dalam mengurus sepakbola Indonesia-getihpersib ) pada 19 April 1930 di Yogyakarta. Tercatat, ketika itu BIVB dipimpin oleh seorang tokoh bernama Mr. Syamsoedin.
Berdasarakan catatan yang ada, pada tahun-tahun berikutnya BIVB dipimpin oleh R. Atot, putra tokoh pejuang wanita Dewi Sartika. Pada saat itu, yang menjadi kandang BIVB adalah di Lapangan Tegalega, di depan tribun pacuan kuda. Ketika itu BIVB juga sudah mewakili Bandung dalam kejuaraan nasional. Tercatat BIVB pernah menjadi runner-up kejuaraan nasional pada tahun 1933 yang digelar di Surabaya, di bawah VIJ Jakarta ( cikal bakal tim sepakbola ibu kota yang gajinya nunggak-getihpersib ) Prestasi serupa diraih BIVB pada kompetisi tahun berikutnya di Bandung. Namun dalam beberapa tahun kemudian, BIVB menghilang dari peredaran.

Pada awal dekade 30-an, di Bandung juga muncul dua perkumpulan sepakbola lain yaitu Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung ( PSIB ) dan Natioanl Voetbal Bond ( NVB ). Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu melakukan fusi dan muncullah perkumpulan sepakbola baru bernama Persib. Anwar St. Pamoentjak tercatat sebagai ketua umum pertamanya. Klub-klub yang menjadi anggota Persib ketika itu adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA dan Merapi.
Selain Persib, pada saati itu, di Bandung ada juga perkumpulan sepakbola milik orang-orang Belanda bernama Voetbal Bond Bandung & Omstreken ( VBBO ). Karena perkumpulan ini lebih banyak memainkan pertandingannya di Lapangan UNI dan SIDOLIG yang berada di pusat kota, orang-orang VBBO selalu memandang Persib sebagai perkumpulan kelas dua ( cengos VBBO teh euy-getihpersib ). Pasalnya, ketika itu Persib memang memainkan pertandingan-pertandingannya di pinggiran kota seperti Tegalega dan Ciroyom. Karena berada di tengah kota, warga kota Bandung pun lebih senang menyaksikan pertandingan VBBO.
Tapi, menjelang pendudukan Jepang, Persib menjadi satu-satunya perkumpulan sepakbola di Bandung, karena VBBO membubarkan diri ( VBBO milik meneer Belanda-getihpersib ). Saat itu, VBBO juga menyerahkan tiga lapangan yang biasa dipakainya yaitu UNI ( kini nyaris terlupakan bahkan tidak terpakai karena kurang perhatian dari pemerintah setempat-getihpersib ), SIDOLIG ( kini Stadion Persib-getihpersib ) dan SPARTA ( kini Stadion Siliwangi, yang tidak dapat lagi menampung animo bobotoh yang sangat besar-getihpersib ) kepada Persib. Selain itu, beberapa klub anggota VBBO seperti UNI dan SIDOLIG juga bergabung dengan Persib.
Pada masa pendudukan Jepang, seluruh kegiatan persepakbolaan di tanah air, tak terkecuali di Bandung dihentikan dan perkumpulannya dibredel. Persib pun mengalami hal yang sama, karena pemerintahan kolonial Jepang juga mendirikan sebuah perkumpulan yang memayungi seluruh kegiatan olahraga bernama Rengo Tai Iku Kai ( silahkan, cari sendiri artinya-getihpersib ).
Kendati tidak eksis, namun semangat Persib tetap hidup ( Hidup Persib !!! -getihpersib ) di hati tokoh-tokoh sepakbola dan pejuang Bandung ketika itu. Tidak heran, ketika Indonesia merdeka ( tanggal 17 Agustus 1945, berkat semua masyarakat Indonesia, terutama golongan terpelajar-getihpersib ) dan Jepang terusir ( lebih tepatnya diusir-getihpersib ) dari tanah air, Persib langsung kembali menunjukkan eksistensinya. Namun, karena situasi dan kondisi saati itu, Persib terpaksa didirikan kembali di Tasikmalaya, Sumedang dan Yogyakarta. Pasalnya, para tokoh Persib yang kebanyakan pejuang dan prajurit Siliwangi ketika itu harus meninggalkan Bandung untuk hijrah ke Yogyakarta. Baru pada tahun 1948, Persib dihidupkan kembali di Bandung oleh beberapa tokoh diantaranya dr. Musa, H. Alexa, Rd. Sugeng dan A. Munadi yang kemudian ditunjuk sebagai ketua.
Kendati demikian, kehadiran pemerintah kolonial Belanda yang masuk dengan mendompleng tentara sekutu ( Netherlands Indies Civil Adminitration { NICA } [ yang menyusup melalui South East Asia Command { SEAC } di bawah pimpinan Lord Louis Mountbatten ] yang dibentuk oleh van Mook dan van der Plass-getihpersib ) merongrong eksistensi Persib. Pemerintah kolonial Belanda kembali ingin menghidupkan VBBO ( perkumpulan sepakbola yang bubar menjelang pendudukan Jepang-getihpersib ). Namun, upaya Belanda itu kembali gagal dan Persib tetap menjadi satu-satunya perkumpulan sepakbola Bandung hingga saat ini.

Pelajar Persib

Salajengna...