Author: Dulur Baraya
•9/02/2009 05:32:00 PM

Sosoknya kini sudah terlihat lemah dan rapuh. Hanya ditemani kursi roda, Ateng Wahyudi menerawang saat ditanya tentang Persib. Dengan berkaca-kaca, ia pun bercerita seingatnya tentang Persib. Tutut katanya pun terkadang lemah, terkadang meninggi ketika menceritakan masa keemasan Persib pada decade 80 hingga 90-an.
Dari ceritanya tersirat kebanggaan karena di bawah kendalinya Persib menjadi tim langganan juara, padahal saat itu tim Persib tidak diberi gaji, apalagi kontrak dengan jumlah fantastis seperti saat ini.
“ Persib dulu sama sekarang jelas beda, sekarang lebih enak. Dulu tidak digaji, hanya diming-imingi rumah di antapani, tapi bisa juara. Persib sekarang harus juara karena lebih enak.” tutur mantan Walikota Bandung ini.
Dua periode menjadi walikota Bandung, dua periode juga memimpin Persib. Selama kepemimpinannya Ateng mengaku sudah beberapa kali membawa Persib juara di berbagai turnamen. Namun pria paruh baya kelahiran Cililin, 16 Maret 1936 ini, banyak tidak ingat di turnamen apa saja Persib meraih juara.
“ Pokona Persib dulu sering juara. Juara Perserikatan … uh semuanya dari anak-anak sampai yang gede melihat Persib arak-arakan keliling Bandung. Sampai para pedagang pun ikut-ikutan ngadukung Persib. Saya masih ingat ada tukang nasi goreng saking cintanya pada Persib, dia menurunkan harga untuk para pendukung Persib. Wah … banyaklah yang dukung Persib.” paparnya.
Tidak hanya itu, kesebelasan Persib pada jamannya tidak harus mengeluarkan kocek dari APBD. Menurutnya dulu banyak sponsor yang memberikan kadeudeuh jika Persib menang.
Ateng pun membantah jika dijamannya, Persib memiliki dana cadangan tetap untuk Persib.“ Enggak ada dana cadangan, semuanya dari sponsor. Apalagi kalau Persib menang, banyak sponsor yang ngasih duit. Setelah terkumpul saya bagi-bagikan ke pemain. Sekarang enak gajinya gede-gede,” ujar Ateng sambil mengisap rokoknya.
Meski banyak yang tidak diingatnya namun Ateng masih sempat menyebutkan beberapa pemain Persib yang telah membawa juara perserikatan. Satu per satu ia sebutkan, seperti Adjat Sudradjat, Robby Darwis, Djadjang Nurdjaman, Adeng Hudaya, Dede Rosadi dan lainnya. Kemudian Alm. Ade Dana dan Indra Thohir.
“ Thohir alus. Ceuk urang luar negeri ge, nu alus mah Thohir. Nu ayeuna mah teu arapal saha wae.” ujar Ateng. Ditanya suka dukanya bersama Persib, suami Siti Martilah ini mengungkapkan selama memimpin Persib banyak sekali sukanya. Menurutnya, Persib begitu dicintai banyak orang sampai-sampai rapat penting pun ditinggalkan demi Persib.
“ Dulu dari gubernur sampai pejabat-pejabat lainnya membatalkan rapat demi nonton Persib. Waktu itu gubernurnya Pak Yopie. Itu saking cintanya ke Persib, jadi semuanya pada nonton Persib untuk memberi dukungan.” jelas Ateng sambil tersenyum.
Ateng pun sedikit menyentil masalah pendukung Persib dari dulu hingga sekarang. Menurut Bapak lima anak ini, pendukung Persib tidak jauh beda dengan sekarang, hanya saja saat ini pendukung wanitanya lebih banyak.
“ Wah … Persib dari dulu sudah jadi tontonan menarik. Setiap bertanding penonton di Stadion Siliwangi selalu penuh. Tidak ada bedanya sama sekarang. Saya ingin Persib kembali juara. Arak-arakan lagi keliling Bandung bawa piala. Persib ayeuna kudu meunang. Udah ah cape.” pinta Ateng sambil mengakhiri.

Jasamu pada Persib akan selalu kami kenang, mohon maaf jika kami belum bisa membalas semua jasamu pada Persib, yang dapat kami berikan hanya doa tulus hati.
Semoga di usia yang sudah tidak muda lagi engkau selalu sehat wal’afiat untuk menatap gelar juara yang akan Persib kembali raih.
Terima kasih Bapak Ateng Wahyudi, selaku Bapak Sepakbola Bandung.
Hidup Persib !!

Peladjar Persib

This entry was posted on 9/02/2009 05:32:00 PM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: